Halaman

Jumat, 13 Agustus 2010

Kebijaksanaan Sulaiman

Summary:dwipanggar
Di wilayah yang kini menjadi bagian dari negara Yaman, pernah ada kerajaan bernama Saba’ (Sheba), dipimpin ratu Sheba (Bilqis). Kerajaan ini memiliki peradaban cukup maju. Terbukti mampu membangun bendungan raksasa yang bisa mengairi puluhan ribu hektar lahan pertanian. Di samping menghasilkan bahan pangan, juga menghasilkan Ratus terbaik di dunia. Ratus adalah sejenis dupa yang diperlukan dalam upacara ritual untuk persembahan para dewa. Sheba memonopoli kebutuhan Ratus dunia.




Suatu hari, ratu Sheba mendengar bahwa di Yerusalem berdiri sebuah kerajaan. Rajanya bernama Sulaiman (Solomon). Sulaiman dikenal amat bijaksana, digdaya dan kaya raya. Konon sang raja juga memerintah ribuan jin serta bisa berbicara dengan berbagai binatang.
Para penasehat ratu Sheba menyarankan, sebaiknya kerajaan Yerusalem segera diserang sebelum mereka menyerang. Bagaiamanapun hebatnya raja Sulaiman, toh kerajaan Yerusalem tidak sebesar Sheba. Penduduknya hanya sekitar 80.000 dibanding Sheba yang mencapai 200.000 jiwa. Tetapi, ratu Sheba yang bijaksana memiliki pandangan lain. Ia justru bermaksud berkunjung ke Yerusalem, meski perjalanannya memerlukan waktu sekitar enam bulan.


Ketika ratu Sheba datang, para penasehat raja Sulaiman menyarankan supaya tidak diterima langsung oleh Sulaiman. Ia harus diperiksa terlebih dahulu. Tapi Sulaiman yang bijaksana menolak. Yang ia lakukan adalah, ia perintahkan pembantunya untuk menaburkan kristal di lantai istananya, sehingga lantai itu tampak seperti digenangi air. Dan memang itulah yang tampak oleh ratu Sheba tatkala memasuki istana Sulaiman. Karena kuatir pakaiannya basah, ia pun menyingsingkan baju bagian bawahnya, sehingga tampak kaki hingga betisnya. Sulaiman dan para penasehatnya pun menyaksikan sepasang kaki wanita tulen.


Konon dalam kunjungan itu, ratu Sheba tertarik dengan agama Tauhid yang dipeluk Sulaiman dan memutuskan meninggalkan agama ‘banyak dewa’ yang selama ini dipeluknya. Ia pun belajar agama tauhid itu dan kerasan tinggal di Yerusalem sampai sekitar tiga tahun. En toh begitu, ratu Sheba tidak bersedia di peristeri Sulaiman. Sebab, bagaimanapun ia tetap ingin kembali ke Sheba memimpin rakyatnya.


Malam terakhir kunjungan dihabiskan berdua di puri istana Sulaiman hingga larut malam, sampai ratu Sheba mengantuk. Oleh Sulaiman disarankan tidur di purinya, tidak usah kembali ke puri yang selama ini disediakan sebagai tempat tinggal sementara selama di Yerusalem. Ratu Sheba setuju dengan syarat, Sulaiman tidak boleh ‘macam-macam’. Sulaiman tentu tersinggung, tetapi dengan bijak dia tidak menunjukkan amarahnya. Sebaliknya Sulaiman menyanggupi syarat itu dengan catatan ratu Sheba juga tidak boleh mengambil barang apapun yang ada di puri itu. Ratu Sheba juga tersinggung, namun ia tetap tersenyum. Mereka sepakat.


Tatkala terbangun malam, ratu Sheba terasa haus dan ia bermaksud mengambil air minum. Namun sebelum air minum dituangkan, ternyata Sulaiman dengan penuh hormat sudah terlebih dahulu menyodori minuman, sambil berkata: ”Saya sudah mengira, pada akhirnya ratu pasti tidak akan tahan untuk tidak mengambil barang milik saya”. Malam itu, kesepakatan pun batal. Dan ratu Sheba bersedia dikawin oleh Sulaiman.


Sembilan bulan sepulang dari Yerusalem, ratu Sheba melahirkan anak laki-laki sebagai buah perkawinannya dengan raja Sulaiman. Setelah beranjak dewasa, anak itu datang ke Yerusalem menemui Sulaiman, sang ayah. Oleh ayahnya ia diperintahkan pergi ke Ethiopia untuk menetap dan mendakwahkan ajaran agama Tauhid di sana. Dia pun kawin dengan perempuan asli Ethiopia. Anak Nabi Sulaiman dengan ratu Sheba inilah yang dipercaya sebagai asal muasal adanya bangsa Yahudi berkulit hitam di Afrika. Tatkala terbentuk negara Israel, Yahudi ‘hitam’ ini juga banyak yang berimigrasi ke Yerusalem. Namun demikian hingga kini oleh warga Yahudi ‘putih’ mereka tetap dianggap sebagai warga kelas dua.

Kebijaksanaan Sulaiman Originally published in Shvoong: http://id.shvoong.com/humanities/religion-studies/1907400-kebijaksanaan-sulaiman/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan Komen ya,...